Selain berpuasa di bulan Ramadan, ajaran agama Islam juga menganjurkan kepada umatnya untuk berpuasa pada hari-hari biasa atau bukan di bulan Ramadhan. Berbeda dengan puasa di bulan Ramadhan yang hukumnya wajib dilaksanakan, maka puasa di luar bulan Ramadhan hukumnya sunnah, yang artinya berpahala ketika dikerjakan dan tidak berdosa apabila tidak melaksanakannya.
Puasa sunnah sebaiknya dilakukan pada hari-hari yang telah ditentukan, hal ini berkenaan dengan istilah puasa itu sendiri.
Berikut ini adalah bermacam puasa sunnah yang dapat dilakukan sesuai dengan hari-hari yang ditentukan:
1. Puasa 6 hari di bulan Syawal.
Puasa sunnah ini dilakukan di bulan Syawal selama enam hari, baik itu secara berturut-turut ataupun tidak.
Puasa enam ini dilakukan berdasarkan dari hadist Nabi:
“barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim: 1164 )
Adapun sebab mengapa Rasulullah menyamakannya dengan puasa setahun lamanya, telah disebutkan oleh Imam Nawawi bahwa beliau berkata:
“berkata para ulama: sesungguhnya amalan tersebut sama kedudukannya dengan puasa sepanjang tahun, sebab satu kebaikannya nilainya sama dengan sepuluh kali lipat, maka bulan Ramadhan sama seperti 10 bulan, dan enam hari sama seperti dua bulan.” (Syarah Nawawi:8/56)
2. Puasa Hari Arafah
Puasa sunnah ini dilakukan pada hari ke-9 bulan di bulan Dzuhijjah.
Puasa hari Arafah ini dikenal dengan keutamaannya yaitu: "akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang." (HR. Muslim). Yang dimaksud dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa dihapus dengan jalan bertaubat.
3. Puasa Nabi Daud
Puasa sunnah ini adalah puasa yang dilakukan oleh nabi Daud. Puasa ini dilaksanakan secara berselang hari, satu hari puasa, satu hari tidak.
Berdasarkan hadits yang datang dari Abdullah bin Amr bin ‘Al-Ash bahwa Rasulullah bersabda:
“Puasa yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah puasa Daud, beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari. Dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya Dawud, beliau tidur dipertengahan malam, lalu bangun (shalat) pada sepertiga malam, dan tidur pada seperenamnya.” (HR.Bukhari :3238,dan Muslim:1159)
4. Puasa Senin dan Kamis
Puasa sunnah ini dilakukan pada setiap hari Senin dan Kamis.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Lalu ada yang bertanya: sesungguhnya engkau senantiasa berpuasa pada hari Senin dan Kamis? Beliau menjawab:
“Dibuka pintu-pintu surga pada hari Senin dan Kamis, lalu diampuni (dosa) setiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali dua orang yang saling bertikai, dikatakan: biarkan mereka berdua sampai keduanya berbaikan.” (HR.Tirmidzi (2023),Ibnu Majah (1740),dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi dan Ibnu Majah)
5. Puasa 3 hari dalam sebulan
Berdasarkan hadits Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah berkata kepadanya:
“Dan sesungguhnya cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, karena sesungguhnya bagimu pada setiap kebaikan mendapat sepuluh kali semisalnya, maka itu sama dengan berpuasa setahun penuh.” (HR.Bukhari:1874,Muslim:1159)
6. Puasa di bulan Muharam
Puasa sunnah ini dilakukan di bulan Muharam dan yang paling diutamakan adalah pada tanggal 10 Muharam yang dikenal sebagai hari Asyura.
Dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Qatadah bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura,maka beliau menjawab:
“Menghapus dosa setahun yang telah lalu.” (HR.Muslim:1162)
7. Puasa di bulan Sya'ban.
Bulan selain bulan Ramadhan yang dianjurkan memperbanyak puasa adalah di bulan Sya’ban. Berdasarkan hadits Aisyah bahwa beliau berkata:
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak dari bulan Sya’ban,” (HR.Bukhari:1868)
Tanpa disadari atau tidak, begitulah cara Islam untuk menjaga umatnya untuk selalu melaksanakan kehidupan ini dengan baik dan dalam keadaan selalu bertaqwa kepada Allah Swt. Karena dengan melakukan puasa sunnah seperti yang dianjurkan di atas, maka dapat dibayangkan bahwa umat Islam yang melaksanakan tentu hari-harinya diisi dengan beribadah karena ia dalam kondisi berpuasa.
Puasa sunnah sebaiknya dilakukan pada hari-hari yang telah ditentukan, hal ini berkenaan dengan istilah puasa itu sendiri.
Berikut ini adalah bermacam puasa sunnah yang dapat dilakukan sesuai dengan hari-hari yang ditentukan:
1. Puasa 6 hari di bulan Syawal.
Puasa sunnah ini dilakukan di bulan Syawal selama enam hari, baik itu secara berturut-turut ataupun tidak.
Puasa enam ini dilakukan berdasarkan dari hadist Nabi:
“barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim: 1164 )
Adapun sebab mengapa Rasulullah menyamakannya dengan puasa setahun lamanya, telah disebutkan oleh Imam Nawawi bahwa beliau berkata:
“berkata para ulama: sesungguhnya amalan tersebut sama kedudukannya dengan puasa sepanjang tahun, sebab satu kebaikannya nilainya sama dengan sepuluh kali lipat, maka bulan Ramadhan sama seperti 10 bulan, dan enam hari sama seperti dua bulan.” (Syarah Nawawi:8/56)
2. Puasa Hari Arafah
Puasa sunnah ini dilakukan pada hari ke-9 bulan di bulan Dzuhijjah.
Puasa hari Arafah ini dikenal dengan keutamaannya yaitu: "akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang." (HR. Muslim). Yang dimaksud dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa dihapus dengan jalan bertaubat.
3. Puasa Nabi Daud
Puasa sunnah ini adalah puasa yang dilakukan oleh nabi Daud. Puasa ini dilaksanakan secara berselang hari, satu hari puasa, satu hari tidak.
Berdasarkan hadits yang datang dari Abdullah bin Amr bin ‘Al-Ash bahwa Rasulullah bersabda:
“Puasa yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah puasa Daud, beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari. Dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya Dawud, beliau tidur dipertengahan malam, lalu bangun (shalat) pada sepertiga malam, dan tidur pada seperenamnya.” (HR.Bukhari :3238,dan Muslim:1159)
4. Puasa Senin dan Kamis
Puasa sunnah ini dilakukan pada setiap hari Senin dan Kamis.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Lalu ada yang bertanya: sesungguhnya engkau senantiasa berpuasa pada hari Senin dan Kamis? Beliau menjawab:
“Dibuka pintu-pintu surga pada hari Senin dan Kamis, lalu diampuni (dosa) setiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali dua orang yang saling bertikai, dikatakan: biarkan mereka berdua sampai keduanya berbaikan.” (HR.Tirmidzi (2023),Ibnu Majah (1740),dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi dan Ibnu Majah)
5. Puasa 3 hari dalam sebulan
Berdasarkan hadits Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah berkata kepadanya:
“Dan sesungguhnya cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, karena sesungguhnya bagimu pada setiap kebaikan mendapat sepuluh kali semisalnya, maka itu sama dengan berpuasa setahun penuh.” (HR.Bukhari:1874,Muslim:1159)
6. Puasa di bulan Muharam
Puasa sunnah ini dilakukan di bulan Muharam dan yang paling diutamakan adalah pada tanggal 10 Muharam yang dikenal sebagai hari Asyura.
Dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Qatadah bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura,maka beliau menjawab:
“Menghapus dosa setahun yang telah lalu.” (HR.Muslim:1162)
7. Puasa di bulan Sya'ban.
Bulan selain bulan Ramadhan yang dianjurkan memperbanyak puasa adalah di bulan Sya’ban. Berdasarkan hadits Aisyah bahwa beliau berkata:
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak dari bulan Sya’ban,” (HR.Bukhari:1868)
Tanpa disadari atau tidak, begitulah cara Islam untuk menjaga umatnya untuk selalu melaksanakan kehidupan ini dengan baik dan dalam keadaan selalu bertaqwa kepada Allah Swt. Karena dengan melakukan puasa sunnah seperti yang dianjurkan di atas, maka dapat dibayangkan bahwa umat Islam yang melaksanakan tentu hari-harinya diisi dengan beribadah karena ia dalam kondisi berpuasa.
Puasa Wajib Pada Bulan Ramadhan
Rukun Islam yang keempat adalah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Puasa artinya menahan diri. Menahan diri dari hawa nafsu rohani dan jasmani. Umat muslim sedunia diwajibkan melakukan puasa pada bulan Ramadhan. Secara lahiriah puasa adalah menahan diri untuk tidak makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa pada siang hari yang dimulai dari waktu imsyak (sebelum subuh) sampai waktu berbuka (saat magrib) selama 1 bulan. Ibadah puasa merupakan suatu ibadah yang membuktikan bahwa seorang muslim itu benar-benar taat dan percaya bahwa Allah itu maha melihat karena hanya dirinya sendiri yang tahu apakah dia berpuasa atau tidak.
Makna ibadah puasa bagi seorang muslim adalah bagaimana ikut merasakan haus dan lapar. Sehingga umat muslim itu menjadi lebih bisa mensyukuri terhadap rezeki yang telah dimilikinya dan timbul rasa toleransi dan berbagi kepada orang-orang yang kurang mampu yang selalu merasakan haus atau lapar dalam kehidupan sehari-hari. Jadi apabila seorang muslim dapat memahami makna puasa, akan menjadikan dia tidak segan-segan untuk berbagi kepada orang-orang yang kurang mampu dan tentu hal ini akan membahagiakan orang tersebut.
Kegiatan makan sahur dan berbuka secara tidak langsung membuat hubungan kekeluargaan menjadi dengan harmonis. Kegiatan makan sahur dan berbuka dilakukan pada waktu yang tertentu dan serentak.
Di bidang kesehatan, ternyata puasa yang dilaksanakan oleh umat muslim juga memberi manfaat bagi orang yang menjalankannya. Pola makan yang teratur (sahur dan berbuka) membuat sistem pencernaan bekerja dengan baik. Banyak dijumpai orang-orang yang menderita penyakit pencernaan menjadi sembuh ketika melaksanakan ibadah puasa.
Berdasarkan manfaat yang didapat saat melaksanakan rukun iman yang keempat ini, kita dapat memahami bahwa Islam memberikan ajaran yang bermakna dan berguna bagi para pemeluknya dan bila dijalani dengan sungguh-sungguh membuat hidup lebih indah.
Makna ibadah puasa bagi seorang muslim adalah bagaimana ikut merasakan haus dan lapar. Sehingga umat muslim itu menjadi lebih bisa mensyukuri terhadap rezeki yang telah dimilikinya dan timbul rasa toleransi dan berbagi kepada orang-orang yang kurang mampu yang selalu merasakan haus atau lapar dalam kehidupan sehari-hari. Jadi apabila seorang muslim dapat memahami makna puasa, akan menjadikan dia tidak segan-segan untuk berbagi kepada orang-orang yang kurang mampu dan tentu hal ini akan membahagiakan orang tersebut.
Kegiatan makan sahur dan berbuka secara tidak langsung membuat hubungan kekeluargaan menjadi dengan harmonis. Kegiatan makan sahur dan berbuka dilakukan pada waktu yang tertentu dan serentak.
Di bidang kesehatan, ternyata puasa yang dilaksanakan oleh umat muslim juga memberi manfaat bagi orang yang menjalankannya. Pola makan yang teratur (sahur dan berbuka) membuat sistem pencernaan bekerja dengan baik. Banyak dijumpai orang-orang yang menderita penyakit pencernaan menjadi sembuh ketika melaksanakan ibadah puasa.
Berdasarkan manfaat yang didapat saat melaksanakan rukun iman yang keempat ini, kita dapat memahami bahwa Islam memberikan ajaran yang bermakna dan berguna bagi para pemeluknya dan bila dijalani dengan sungguh-sungguh membuat hidup lebih indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar